Minggu, 24 November 2013

PENGERTIAN AKUNTANSI


PENGERTIAN AKUNTANSI
Pengertian akuntansi, akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen memang sangatlah berbeda, bisa dikatakan bahwa pengertian tersebut merupakan siklus atau rantai yang saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya yang tidak bisa dipisahkan. Di dalam akuntansi keuangan rumah sakit agar keuangan suatu rumah sakit dapat berjalan dengan lancar maka siklus tersebut harus berjalan dengan baik.

Sebagai proses awal, terlebih dahulu harus mengetahui definisi akuntansi, akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen dengan tepat, sehingga akan dapat membantu mencapai pemahaman yang memuaskan.
1.      Pengertian akuntansi Akuntansi adalah proses pencatatan, perhitungan, pengidentifikasian, mengukur dan melepaskan informasi ekonomi dalam suatu instansi / perusahaan sehingga dimungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut. Penggunaan akuntansi yang efektif akan merupakan salah satu cara melakukan manajemen keuangan yang efektif.
2.      Pengertian akuntansi keuangan Akuntansi keuangan adalah akuntansi yang terutama menghasilkan informasi dalam bentuk laporan keuangan yang ditujukan pada pihak-pihak luar, seperti pajak, pemegang saham, dan lain-lain. Contoh laporan keuangan adalah: 1. Neraca 2. Laporan laba rugi 3. Laporan perubahan modal
3.      Pengertian akuntansi manajemen Akuntansi manajemen adalah laporan keuangan yang disusun terutama untuk menghasilkan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan yang efektif oleh pihak manajemen untuk perencanaan dan pengendalian kegiatan operasional serta perhitunagn biaya.
Contoh:
1.      Penerimaan per kegiatan pelayanan
2.      Laporan piutang, laporan kas dan sebagainya

“Sekilas pengertian tentang akuntansi, akuntansi keunangan dan akuntansi manajemen, semoga dapat bermanfaat.”


ARTI PENTING AKUNTANSI

Sepanjang perekonomian menggunakan uang (Money) sebagai alat pembayaran maka peran akuntansi selalu krusial karena akuntansi mencatat peristiwa bisnis m \yang bersifat keuangan. Penjualan barang dagangan, pembayaran gaji, dan pembelian kredit merupakan contoh peristiwa bisnis yang dicatat akuntansi.
Dalam berbagai aktivitas kehidupan kita sangat bergantung pada keandalan akuntansi. Misalnya, ketika kita melakukan pengambilan uang tunai di ATM (anjungan tunai mandiri) maka sebenarnya kita memerintahkan bank melakukan pencatatan akuntansi. Pengambilan uang tunai tersebut menyebabkan uang tunai di bank berkurang, dan saldo rekening kita di bank juga berkurang sebesar nilai rupiah yang kita sebutkan., apa yang terjadi jika bank mengurangi saldo rekening kita lebih banyak dibanding dengan jumlah rupiah yang kita terima? Kita tentu akan menanyakan permasalahan tersebut ke bank, dan segera menutup rekening kita karena hal tersebut mencerminkan bahwa akuntansi bank tersebut tidak dapat diandalkan. Bagi organisasi pemerintahan akuntansi dapat mencegah dan mendeteksi tindak kejahatan korupsi maupun penyalahgunaan uang rakyat. koruptor tidak mau menerima uang suap[ melalui transfer bank karena peristiwa tersebut akan terekam di akuntansi bank yang menjadi pihak pemberantas korupsi secara mudah menelusuri aliran dana yang dikorupsi. Organisasi bisnis yang disebut perusahaan bahkan menggunakan akuntansi sebagai bahasa untuk memperlancar kegiatan operasional, membuat keputusan bisnis, maupun untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas manajer. Akuntansi juga lazim digunakan untuk membandingkan prestasi kerja suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Oleh karena itu perusahaan menggunakan akuntansi sebagai bahasa bisnis (Accounting is the business language). singkat kata, akuntansi ada di mana mana dan bermanfaat dalam kehidupan sehari- hari baik bagi individu maupun bagi organisasi.

TEORI AKUNTANSI


TEORI AKUNTANSI : PENDEKATAN TEORI AKUNTANSI
1. Pengertian Teori Akuntansi

Teori Akuntansi adalah bidang akuntansi yang membahas proses pemikiran atau penalaran.  Struktur akuntansi dan seperangkat konsep-konsep sebagai hasil proses pemikiran dan pemilihan konsep (kerangka acuan konseptual)

Teori Akuntansi Sebagai Penalaran Logis adalah suatu proses pemikiran atau penalaran, dengan menggunakan konsep-konsep yang relevan sebagai landasan, untuk menjelaskan kelayakan prinsip atau prkaik akuntansi tertentu yang sudah berjalan atau untuk mendukung prinsip dan praktik yang baru atau yang diharapkan.

Teori Akuntansi Sebagai Lawan Praktik.  Seperangkat konsep-konsep yang membahas tentang bagaimana seharusnya konsep-konsep yang membahas tentang bagaiman seharusnya praktik akuntansi berjalan atau yang membahas alternative-alternatif prinsip yang dapat digunakan dalam prkatik.

Teori Akuntansi Sebagai Pembenaran. Teori memberikan penjelasan dan alasan tentang perlakuan akuntansi tertentu.

Teori Akuntansi Sebagai Penjelasan Ilmiah.  Teori merupakan pernyataan-pernyataan tentang hubungan antara perilaku variabel-variabel alam atau social yang dapat digunakan untuk menjelaskan dan memprediksi gejala-gejala alam atau sosial.

Teori Akuntansi Sebagai Model. Sebagai model penalaran untuk menciptakan suatu praktik akuntansi yang dianggap baik dan sehat serta cocok dengan lingkungan tempat akuntansi akan dipraktikan.

2. Pendekatan-Pendekatan Dalam Penyusunan Teori Akuntansi
Walaupun belum ada satupun teori akuntansi yang komprehensif namun berbagai teori akuntansi yang bersifat menengah atau setengah jadi telah dihasilkan melalui sejumlah pendekatan yang berbeda antara lain : (pendekatan trasisional, pendekatan otoritas, pendekatan regulatori, keperilakuan, peristiwa, prediktif, dan positif) .
a.       Pendekatan Tradisional :
1.      Pendekatan non teoritis, praktis, atau pragmatis.
·         Penyusunan teori yang ditandai dengan penyesuaian terhadap praktek sesungguhnya yang bermanfaat untuk memberi saran solusi praktis.
·         Pendekatan otoritas dalam penyusunan teori akuntansi yang umumnya digunakan oleh organisasi profesi, terdiri dari penyajian  sejumlah peraturan praktik-praktik akuntansi.
·         Suatu teori tanpa konsekuensi praktik adalah teori yang buruk .
2.      Pendekatan Teoritis : Deduktif, Induktif, Etis, Sosiologis, Economics, Eklektik.

b.      Pendekatan Deduktif
Dari asumsi atau dalil dasar akuntansi dan konklusi logis yang diperoleh dan sejumlah prinsip akuntansi untuk menyajikan petunjuk dan dasar bagi pengembangan teknik-teknik akuntansi selanjutnya.  Tahap-tahap pendekatan deduktif :
1.      Penetapan-penetapan tujuan pelaporan keuangan
2.      Pemilihan dalil-dalil akuntansi
3.      Penentuan prinsip-prinsip akuntansi
4.      Pengembangan teknik-teknik akuntansi.

c.       Pendekatan Induktif
Pendekatan ini dimulai dengan serangkaian pengamatan terhadap informasi keuangan dari bisnis perusahaan dan selanjutnya akan diperoleh rumusan gagasan serta prinsip-prinsip akuntansi dari pengamatan tersebut dengan menggunakan dasar hubungan yang terjadi secara berulang.  Pendekatan induktif dalam penyusunan teori mencakup empat tahap :
1.      Pencatatan seluruh pengamatan
2.      Penganalisaan dan pengelompokan pengamatan untuk mendeteksi adanya hubungan yang berulang (kesamaan atau kemiripan)
3.      Penginduksian asal mula konklusi-konklusi dan prinsip-prinsip akuntansi dari pengamatan-pengamatan yang menggambarkan hubungan secara berulang.
4.      Pengujian konklusi-konklusi yang dibuat.

d. Pendekatan Etis
Konsep kewajaran (penyajian yang tidak bias, dan tidak memihak), keadilan (sebagai perlakuan yang seimbang terhadap seluruh pihak yang berkepentingan). Keseimbangan dan kebenaran (sebagai pelaporan keuangan yang akurat dan benar tanpa adanya kesalahan interpretasi).  The Committee on Auditing Procedure merujuk criteria “kewajaran penyajian” sebagai berikut :
·         Kesesuaian dengan prinsip-prinsip akuntansi
·         Pengungkapan
·         Konsistensi
·         Dapat Diperbandingkan
e.       Pendekatan Sosiologis
1.      Akibat-akibat sosial yang ditimbulkan dari teknik-teknik akuntansi.  Pendekatan ini merupakan suatu pendekatan etis yang dasarnya merupakan suatu perluaan konsep kewajaran yang dinamakan kesejahteraan sosial.
2.      Dalam pendekatan ini, diharapkan bahwa data akuntansi akan memberikan manfaat dalam pembuatan kebijakan yang menyangkut kesejahteraan sosial.
3.      Kesulitan dalam pendekatan ini adalah penetapan criteria “nilai-nilai sosial” yang dapat diterima oleh semua masyarakat.
4.      Bedford, berpendapat maksimalisasi kesejahteraan sosial berhubungan dengan pengukuran penentuan pendapatan yang terbaik bagi masyarakat.
5.      Pendekatan ini telah memberikan kontribusi pada evolusi cabang bidang akuntansi yang baru, yang terkenal sebagai akuntansi sosio ekonomi (socioeconomic accounting).  Tujuan utama bidang ilmu ini adalah mendorong entitas bisnis yang beraktivitas dalam pasar bebas agar mempertanggungjawabkan aktivitas produksi mereka terhadap lingkungan sosial melaui pengukuran internalisasi dan pengungkapan di dalam Laporan Keuangan.

f.       Pendekatan Ekonomi
·         Dalam penyusuan teori akuntansi menekankan pengendalian perilaku indicator-indikator ekonomi makro, yang diakibatkan oleh berbagai prkatik akuntansi. Menekankan pada konsep kesejahteraan ekonomi secara umum.
  • Kriteria umum yang digunakan dalam pendekatan ekonomi makro adalah  :
1.    Kebijakan dan teknik akuntansi yang digunakan harus menyajikan realitas ekonomi.
2.    Pemilihan teknik-teknik akuntansi harus tergantung pada konsekuensi ekonomi.
  • Contoh di Swedia metode LIFO akan merupakan teknik akuntansi yang menarik selama periode inflasi yang berkepanjangan daripada FIFO.
g.      Pendekatan Eklektik
Penyusunan Teori Akuntansi dan pengembangan prinsip-prinsip akuntansi telah mengikuti suatu pendekatan ekletik, atau pendekatan gabungan.
h.      Pendekatan Regulatori Dalam Formulasi Teori Akuntansi
Proses penyiapan dan pelaksanaan standar merupakan masalah serius dalam profesi menetapakan keseragaman standar akuntansi merupakan factor penting agar standar akuntansi dapat diterima dan bermanfaat.  Bab ini berupaya menyajikan suatu diskusi tentang keunggulan dan kegunaan dari masing-masing pendekatan yaitu pasar bebas, sector swasta, maupun sector public.

3.      Sifat-Sifat Standar Akuntansi
Standar terus menerus berubah, dihapus, dan atau ditambahkan baik itu di Amerika Serikat maupun di Negara-negara lainnya.  Standar menyajikan petunjuk yang praktis dan mudah yang terkait dengan tugas-tugas akuntan.  Standar biasanya terdiri dari tiga bagian:
1.    Uraian masalah yang harus diatasi.
2.    Pembahasan dengan penalaran (cara-cara pemecahan masalah)
3.    Solusi ditetapkan

Sejumlah pertimbangan dalam penetapan standar yang harus diperhatikan :
o   Standar menyajikan petunjuk dan aturan tindakan bagi akuntan public yang memungkinkan pengujian secara hati-hati (due care) dan independent saat menggunakan keahlian dan integritasya dalam mengaudit laporan keuangan perusahaan serta saat membuktikan kewajarannya.

o   Standar menyajikan kumpulan data bagi pemerintah tentang berbagai variable yang patut dipertimbangkan dalam bidang perpajakan, regulasi perusahaan perencanaan serta regulasi ekonomi dan peningkatan efisiensi ekonomi serta tujuan sosial lainnya.

o   Standar menghasilkan prinsip dan teori yang penting bagi seluruh pihak yang berkepentingan dalam disiplin ilmu akuntansi.
  
Tujuan Penyusunan Standar
1.Pendekatan penyajian kebenaran menginginkan laporan yang netral dan berusaha mencapai penyajian yang benar melalui proses penyusunan standar. Konsekuensi ekonomi yang hendak dicapai, maka para pembuat kebijakan akuntansi harus  menyajikan sejumlah sinyal informasi yang dapat memberi petunjuk pada pengguna informasi dalam pembuatan keputusan.
2.Pendekatan konsekuensi ekonomik, standar yang diundangkan harus memiliki pengaruh positif atau setidaknya tidak memiliki pengaruh negative terhadap kesejahteraan sosial, akibat strategis pendekatan ini adalah kesejahteraan sosial diharapkan meningkat apabila praktik-praktik akuntansi secara parsial dilakukan secara konsisten.




Pengertian dan Penjelasan Dasar Akuntansi - Definisi, Arti, Fungsi dan Kegunaan - Belajar Ilmu Akutansi / Accounting

Submitted by godam64
on Thu, 04/05/2006 - 21:23
A. Pengertian dan Definisi Akuntansi
Akuntansi adalah suatu proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan menyajikan data, transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan keuangan sehingga dapat digunakan oleh orang yang menggunakannya dengan mudah dimengerti untuk pengambilan suatu keputusan serta tujuan lainnya.
Akuntansi berasal dari kata asing accounting yang artinya bila diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia adalah menghitung atau mempertanggungjawabkan. Akuntansi digunakan di hampir seluruh kegiatan bisnis di seluruh dunia untuk mengambil keputusan sehingga disebut sebagai bahasa bisnis.
B. Fungsi Akuntansi
Fungsi utama akuntansi adalah sebagai informasi keuangan suatu organisasi. Dari laporan akuntansi kita bisa melihat posisi keuangan sutu organisasi beserta perubahan yang terjadi di dalamnya. Akuntansi dibuat secara kualitatif dengan satuan ukuran uang. Informasi mengenai keuangan sangat dibutuhkan khususnya oleh pihak manajer / manajemen untuk membantu membuat keputusan suatu organisasi.
C. Laporan Dasar Akuntansi
Pada dasarnya proses akuntansi akan membuat output laporan rugi laba, laporan perubahan modal, dan laporan neraca pada suatu perusahaan atau organisasi lainnya. Pada suatu laporan akuntansi harus mencantumkan nama perusahaan, nama laporan, dan tanggal penyusunan atau jangka waktu laporan tersebut untuk memudahkan orang lain memahaminya. Laporan dapat bersifat periodik dan ada juga yang bersifat suatu waktu tertentu saja.

Analisis Arus Kas Terhadap Likuiditas Perusahaan Pada PT Pertani (Persero) Makassar



I. PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang

Dalam rangka pengambilan keputusan, pengelola perusahaan memerlukan informasi khususnya informasi mengenai apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Informasi yang cepat dan berkesinambungan berupa informasi akuntansi dalam bentuk laporan keuangan dapat membantu perusahaan untuk mengetahui keadaan dan kinerja ekonomi suatu perusahaan. Dalam pengertian yang sederhana, laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan  pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu (Kasmir, 2008:7). Laporan  keuangan yang dibuat oleh perusahaan biasanya terdiri atas neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas dan catatan atas laporan  keuangan, dan laporan keuangan  ada untuk membantu investor dan kreditur dalam membuat keputusan yang berkaitan dengan perusahaan. Laporan laba rugi contohnya, suatu perusahaan dapat saja memberikan gambaran bahwa perusahaan tersebut mendapatkan laba yang tinggi. Namun laporan arus kas biasa saja memperlihatkan bahwa perusahaan sebenarnya kekurangan uang kas. Menurut Skousen dkk (2009 : 284), laporan arus kas menjelaskan perubahan pada kas atau setara kas (cash equivalent) dalam periode tertentu. Setara kas adalah investasi jangka pendek yang amat likuid yang bisa segera ditukar dengan kas. Dalam laporan arus kas, penerimaan dan pengeluaran kas diklasifikasikan menurut tiga kategori utama yaitu : aktivitas operasi, aktivitas investasi, aktivitas pendanaan.
Aktivitas operasi menimbulkan pendapatan dan beban dari operasi utama suatu perusahaan. Arus masuk kas terbesar dari operasi berasal dari pengumpulan kas pelanggan. Arus keluar kas operasi meliputi pembayaran terhadap pemasok dan karyawan, serta pembayaran bunga dan pajak. Arus kas operasi dicatat pada bagian awal laporan arus kas, karena arus kas operasi merupakan sumber kas terbesar dan sangat penting untuk sebagian besar perusahaan. kegagalan operasi perusahaan untuk menghasilkan arus kas masuk yang besar untuk suatu periode yang panjang dapat merupakan tanda adanya kesulitan pada perusahaan.
Aktivitas investasi meningkatkan dan menurunkan aktiva jangka panjang yang digunakan perusahaan untuk melakukan kegiatannya. Pada laporan arus kas kegiatan investasi mencakup lebih dari sekedar pembelian dan penjualan aktiva yang digolongkan sebagai investasi di neraca. Pemberian pinjaman juga merupakan suatu kegiatan investasi karena pinjaman menciptakan piutang kepada peminjam. Pelunasan pinjaman tersebut juga dilaporkan sebagai kegiatan investasi pada laporan arus kas. Kegiatan investasi juga merupakan perolehan dan penjualan aktiva yang digunakan dalam operasi. Karena itu, penjualan aktiva tetap dan penjualan investasi merupakan arus kas masuk dari kegiatan investasi.
Aktivitas pendanaan meliputi kegiatan untuk memperoleh kas dari investor dan kreditor yang diperlukan untuk menjalankan dan melanjutkan kegiatan perusahaan. Kegiatan pendanaan mencakup pengeluaran saham, peminjaman uang dengan mengeluarkan wessel bayar dan pinjaman obligasi, penjualan saham perbendaharaan, dan pembayaran terhadap pemegang saham seperti deviden dan pembelian saham perbendaharaan. Asumsi bahwa ketersediaan kas yang tinggi dari aktivitas pendanaan akan mempengaruhi jumlah aktiva lancer berupa kas sehingga memungkinkan perusahaan untuk memiliki tingkat likuiditas yang tinggi untuk membayar kewajiban jangka pendeknya.
Secara sederhana likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, yaitu kas atau yang muda dicairkan ke kas dalam jangka pendek, untuk memenuhi kewajiban yang harus segera dipenuhi oleh perusahaan. Likuiditas merupakan kunci utama dalam upaya mempertahankan suatu usaha agar dapat bertahan. Likuiditas juga berarti perusahaan mempunyai cukup dana ditangan untuk membayar tagihan pada saat jatuh tempo dan berjaga-jaga terhadap kebutuhan kas yang tidak terduga. Masalah likuiditas penting dalam menjaga kelancaran operasional perusahaan serta dalam kebutuhan jangka pendek dan darurat serta fungsi pertumbuhan (investasi) untuk mengembangkan asset yang dimiliki sesuai dengan harapan yang diinginkan perusahaan.
PT Pertani (Persero) Makassar merupakan salah satu Perusahaan Persero di Indonesia yang memiliki total arus kas yang positif dan terus meningkat dari satu periode ke periode berikutnya. Hal ini dapat kita lihat pada perbandingan laporan arus kas pada masing-masing aktivitas dan likuiditas (rasio lancar) pada tahun 2007- 2011 :


Tabel 1.1
Ket
2007
2008
2009
2010
2011
Aktivitas
Operasi
86.181.655.968
595.170.176.151
719.357.942.432.
728.167.799.465
1.240.624.301.835
Aktivitas
Investasi
(382.340.680.268)
(339.490.790.378)
(742.100.729.928)
(940.288.140.251)
(1.020.614.193.105)
Aktivitas
Pendanaan
344.540.971.520
351.997.962.28
(269.232.536.026)
579.646.178.600
(136.406.233.485)
Kenaikan 
Penurunan
Arus Kas
48.381.947.220
607.677.398.047
(291.975.323.522)
367.525.837.814
78.432.612.579
Rasio Lancar
71,9%
129,4%
116,8%
138,35%
120,8%
Sumber : diolah oleh penulis
Dari laporan diatas dapat kita ketahui bahwa kas bersih dari aktivitas operasi cendrung mengalami kenaikan dari tahun 2007-2011. Sebagai bahan pengamatan kenaikan dapat dilihat dari arus kas aktivitas tahun 2009 ke 2010. Dimana pada tahun tersebut, 2009 membukukan kas bersih sebesar Rp719.357.942.432 dan pada tahun 2010 membukukan kas bersih sebesar Rp728.167.799.465. Hal ini tampak jelas terjadi kenaikan kas bersih sebesar 1,22% yang disebabkan oleh adanya kenaikan arus kas masuk yaitu berupa kas yang diterima dari pelanggan, bunga, dan pendapatan lain-lain. Semua ini sejalan dengan kenaikan likuiditas (rasio lancar) perusahaan, dimana pada tahun 2009 rasio lancarnya sebesar 116,8% pada tahun 2010 naik menjadi 138,3%. Ini artinya, semakin besar nilai arus kas dari aktivitas operasi yang dimiliki oleh perusahaan maka semakin besar pula kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya.
Untuk arus kas aktivitas investasi, kas bersihnya juga cendrung mengalami kenaikan. Kenaikan aktivitas investasi tersebut terjadi karna  PT Pertani Makassar menggunakan kasnya untuk memperluas dan menambah aktiva jangka panjangnya. Sebagai bahan pengamatan, kenaikan dapat dilihat dari arus kas aktivitas tahun 2009 ke 2010. Dimana kenaikan yang terjadi untuk tahun 2009 ke 2010 sebesar 26,70%. Kenaikan arus kas investasi ini diharapkan dalam jangka waktu tertentu akan menghasilkan  pendapatan dan arus kas dimasa mendatang.
Dari arus kas aktivitas pendanaan, angka negatif dan positif terlihat pada kas bersih  dari  aktivitas pendanaan. Perusahaan yang sehat angka dari aktivitas pendanaan bisa saja negatif atau positif. Sebagai bahan pengamatan kita dapat melihat arus kas aktivitas pendanaan pada tahun 2009 dan 2010. Dapat kita lihat bahwa kas bersih dari aktivitas pendanaan ditahun 2009 sebesar Rp.-269.232.536.026 dan mengalami kenaikan di tahun 2010 sebesar 115,2% dengan nilai Rp.579.646.178.600. dan sejalan dengan itu likuiditas juga mengalami kenaikan, ditahun 2009 sebesar 116,8%  naik menjadi 138,3% ditahun 2010. Nilai yang defisit pada tahun 2009, tidak menurunkan tingkat likuiditas (rasio lancar) perusahaan dikarenakan kas nya masih tinggi dan dana dari aktivitas lain yaitu aktivitas operasi dan aktivitas investasi surflus. Sehingga likuiditas (rasio lancar) pada perusahaan PT Pertani Makassar masih dikatakan likuid. Walaupun demikian penulis akan melanjutkan penelitian ini, dan dari penelitian ini penulis akan mengetahui apakah setiap aktivitas mempunyai pengaruh atau tidaknya terhadap likuiditas.
Berdasarkan latar belakang di atas mendorong penulis untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Arus Kas Terhadap Likuiditas Perusahaan Pada PT Pertani (Persero) Makassar”.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dan penjelasan diatas, permasalahan yang penulis perlu diteliti adalah “Apakah arus kas mempunyai pengaruh signifikan terhadap tingkat likuiditas pada PT Pertani (Persero) Makassar “.
C.    Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1.      Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh arus kas terhadap Likuiditas pada PT.Pertani (Persero) Makassar.
2.      Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:
a.       Pihak penulis, sebagai tambahan wawasan dan pengetahuan serta pengalaman penulis mengenai pengaruh arus kas terhadap likuiditas.
b.      Pihak perusahaan, sebagai masukan kepada pihak manajemen perusahaan yang dapat digunankan dalam meningkatkan kinerja perusahaan dalam hal ini laporan arus kas.
c.      

 
Pihak peneliti selanjutnya, sebagai bahan referensi dan gambaran dalam melakukan penelitian khususnya yang berhubungan dengan laporan arus kas dan likuiditas.




II TINJAUAN PUSTAKA
A.    Arus Kas
1.      Pengertian Kas
Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu membutuhkan kas. Kas diperlukan untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari maupun mengadakan investasi baru dalam aktiva tetap karena itu kas sangat penting dalam kelangsungan aktivitas perusahaan, sehingga memerlukan perhatian khusus, karena pengelolaan kas yang kurang efektif dapat menyebabkan kelebihan dalam kas. Manajemen harus mendayagunakan kas, khususnya kas atau uang yang sementara menganggur dan tidak digunakan untuk melaksanakan kegiatan normalnya, hal ini diperlukan untuk menghindari resiko rugi.
Menurut Harahap (2010 : 258) pengertian kas adalah sebagai berikut:
Kas adalah uang dan surat berharga lainnya yang dapat diuangkan setiap saat serta surat berharga lainnya yang sangat lancar yang memenuhi syarat sebagai berikut :
1)      Setiap saat dapat ditukar menjadi kas
2)      Tanggal jatuh temponya sangat dekat
3)      Kecil resiko perubahan nilai yang disebabkan perubahan tingkat harga.
Kas sangat berperan dalam menentukan kelancaran kegiatan perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa suatu perusahaan harus memiliki anggaran kas untuk menjaga posisi likuiditas dan untuk mengetahui defisit dan surplus kas.
Perusahaan yang memiliki kelebihan kas dapat dibelikan surat-surat berharga (efek atau marketable securities atau temporary investment) yaitu obligasi, saham biasa, dan saham preferen. Pembelian efek dilakukan untuk menjaga likuiditas karena hakikatnya efek tersebut ialah uang tunai, artinya mudah dijual di pasar bursa dan untuk tujuan investasi sementara untuk memperoleh keuntungan atas dasar pembedaan harga jual dan harga beli.
2.      Laporan Arus Kas
Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas serta keputusan perolehannya. Perusahaan harus menyusun laporan arus kas dan harus menyajikan laporan tersebut sebagai bagian yang tidak terpisahkan dilaporan keuangan untuk periode penyajian laporan keuangan. Agar menghasilkan keuntungan tambahan, perusahaan harus mempunyai kas untuk ditanamkan kembali. Keuntungan yang dilaporkan dalam buku belum pasti dalam bentuk kas. Sehingga dengan demikian perusahaan dapat mempunyai jumlah kas yang lebih besar atau lebih kecil daripada jumlah keuntungan yang dilaporkan dalam buku.
Menurut Skousen dkk (2009 : 284) Laporan arus kas itu sendiri didefinisikan sebagai berikut:
 “Laporan arus kas (statement of cash flow) adalah laporan keuangan yang melaporkan jumlah kas yang diterima dan dibayar oleh suatu perusahaan selama periode tertentu”.
Menurut Harahap (2010 : 257), mengemukakan bahwa :
”Laporan arus kas memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan pada suatu periode tertentu, dengan mengklasifikasikan transaksi pada kegiatan : operasi, pembiayaan dan investasi”.
Berdasarkan kedua pengertian di atas, dapat dikemukakan bahwa laporan arus kas merupakan laporan yang menginformasikan arus kas masuk dan arus kas keluar yang dihasilkan dari aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan atau pembiayaan.
3.      Kegunaan Arus Kas
Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pengguna mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari laporan arus kas masa depan dari berbagai perusahaan. informasi tersebut meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama.
Menurut PSAK No.2 paragraf 04 (IAI:2009), Laporan arus kas disusun dengan tujuan untuk memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna untuk mengevaluasi perubahan dalam asset bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang.
Adapun kegunaan arus kas menurut Harahap (2010 : 257), yaitu dapat mengetahui:
a.       Kemampuan perusahaan meng”generate” kas, merencanakan, mengontrol arus kas masuk dan arus kas keluar perusahaan pada masa lau;
b.      Kemungkinan keadaan arus kas masuk dan keluar, arus kas bersih perusahaan, termasuk kemampuan membayar dividen di masa yang akan datang;
c.       Informasi bagi investor dan kreditor untuk memproyeksikan return dari sumber kekayaan perusahaan;
d.      Kemampuan perusahaan untuk memasukan kas ke perusahaan dimasa yang akan datang;
e.       Alas an perbedaan antara laba bersih dibandingkan dengan penerimaan dan pengeluaran kas;
f.       Pengaruh investasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi lainnya terhadap posisi keuangan perusahaan selama satu periode tertentu.


4.      Klasifikasi Laporan Arus Kas
a.      Aktivitas operasi
Dalam PSAK No. 2 paragraf 13 (IAI : 2009) dinyatakan bahwa jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Informasi mengenai unsur tertentu arus kas historis bersama dengan informasi lain, berguna dalam memprediksi arus kas operasi masa depan.
Aktivias operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal revenue-producing activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan (Syakur, 2009 : 40). Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan entitas.
Pada umumnya arus kas tersebut berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penentapan laba atau rugi bersih. Beberapa contoh arus kas dari aktivitas operasi menurut PSAK No. 2 paragraf 14 (IAI: 2009) adalah:
1)      Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa.
2)      Penerimaan kas dari royalty, fees, komisi, dan pendapatan lain.
3)      Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa.
4)      Pembayaran kas kepada karyawan.
5)      Penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan klaim, anuitas, dan manfaat asuransi lainnya.
6)      Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika dapat diidentifikasi secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi.
7)      Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan.
b.      Aktivitas investasi
Arus kas dari aktivitas investasi mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang diperoleh perusahaan yang ditujukan untuk  menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan.
Aktivitas investasi meningkatkan dan menurunkan aktiva jangka panjang yang digunakan perusahaan untuk melakukan kegiatannya. Pembelian atau penjualan aktiva tetap seperti tanah, gedung, atau peralatan merupakan kegiatan investasi, atau dapat pula berupa pembelian atau penjualan investasi dalam saham atau obligasi dari perusahaan lain.
Pada laporan arus kas kegiatan investasi mencakup lebih dari sekedar pembelian dan penjualan aktiva yang digolongkan sebagai investasi di neraca. Pemberian pinjaman juga merupakan suatu kegiatan investasi karena pinjaman menciptakan piutang kepada peminjam. Pelunasan pinjaman tersebut juga dilaporkan sebagai kegiatan investasi pada laporan arus kas.
Aktivitas investasi yang utama adalah pembelian dan penjualan tanah, bangunan peralatan, dan aktiva lainnya yang tidak dibeli untuk dijual kembali.
Aktivitas investasi juga termasuk pembelian dan penjualan instrument keuangan yang tidak ditujukan untuk diperdagangkan, seperti halnya memberi dan menagih pinjaman. Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas (Syakur,2009:40).
Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan.
Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi menurut PSAK No. 2 paragraf 16 (IAI: 2009) adalah:
1)      Pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap, aktiva tak berwujud, dan aktiva jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aktiva tetap yang dibangun sendiri;
2)      Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan, aktiva tak berwujud, dan aktiva jangka panjang lain;
3)      Perolehan saham atau instrument keuangan perusahaan lain;
4)      Pang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta pelunasannya (kecuali yang dilakukan oleh lembaga keungan);
5)      Pembayaran kas sehubungan dengan future contracts, forward contras, option contracts, dan swap contracts kecuali apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.
c.       Aktivitas pendanaan
Termasuk dalam aktivitas pendanaan adalah transaksi dan kejadian dimana kas diperoleh dari dan dibayarkan kembeli kepada para pemilik dan kreditor. Contohnya kas yang dihasilkan dari penerbitan saham dan obligasi akan diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.
Menurut (Syakur, 2009: 4) Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan. Pengungkapan arus kas yang timbul dari transaksi ini berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan.
Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan menurut PSAK No. 2 paragraf 17 (IAI: 2009) adalah:
1)      Penerimaan kas dari emisi saham atau instrument modal lainnya.
2)      Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham perusahaan.
3)      Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman lainnya.
4)      Pelunasan pinjaman.
5)      Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lessee) untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan (finance lease)
5.      Metode Penyusunan Laporan Arus Kas
Menurut Skousen dkk (2009:289) dua metode yang dapat digunakan untuk menghitung dan melaporkan jumlah arus kas bersih dari aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan yaitu :
a)      Metode langsung
Pada dasarnya adalah pemeriksaan kembali setiap pos (atau akun) laporan laba rugi dengan tujuan melaporkan seberapa banyak kas yang diterima atau dikeluarkan sehubungan dengan pos tersebut, dan cara terbaik untuk melakukan metode langsung adalah mengurutkan secara sistematis daftar pos-pos dilaporan laba rugi dan menghitung berapa banyak kas yang terkait dengan setiap pos.
b)      Metode tidak langsung
Dengan metode tidak langsung, laporan arus kas dimulai dengan laba bersih, yang memasukkan pengaruh bersih dari seluruh laporan laba rugi, dan kemudian melaporkan penyesuaian yang diperlukan untuk mengubah seluruh akun laporan laba rugi menjadi angka-angka arus Kas. Hanya penyesuaian saja yang dilaporkan. Seperti halnya dengan metode langsung, cara terbaik untuk menampilkan metode tidak langsung adalah dengan melihat laporan laba rugi akun demi akunnya.
Perbedaan antara kedua metode terletak pada penyajian arus kas berasal dari kegiatan operasi. Dengan metode langsung, arus kas dari kegiatan operasional dirinci menjadi arus kas masuk dan arus kas keluar. Arus kas masuk dan keluar dirinci lebih lanjut dalam beberapa jenis penerimaan atau pengeluaran kas.
Sementara itu dengan metode tidak langsung, arus kas dari opersional ditentukan dengan cara mengoreksi laba bersih yang dilaporkan di laporan laba rugi dengan beberapa hal seperti biaya penyusutan, kenaikan harta lancar dan hutang lancar serta laba/rugi karena pelepasan investasi. Arus kas yang berasal dari kegiatan operasional dirinci menjadi penerimaan dari berbagai sumber yang merupakan kegiatan operasional dan pengeluaran kas untuk berbagai kegiatan operasional.
Arus kas dari kegiatan investasi dan keuangan juga dirinci menurut jenis-jenis kegiatan yang mengakibatkan timbulnya penerimaan dan pengeluara kas.
Perbedaan antara metode langsung dengan metode tidak langsung terletak pada penyajian arus kas berasal dari kegiatan operasi, sementara itu baik aliran kas dari kegiatan investasi dan keuangan adalah sama penyajiannya.

B.     Likuiditas
1.      Pengertian Likuiditas
Likuiditas merupakan salah satu aspek keuangan yang penting untuk dianalisis. Hal tersebut dikarenakan likuiditas merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan suatu perusahaan yang dilihat dari seberapa besar kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancarnya.
Mardiyanto (2009;54) ialah : “Likuiditas mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban (utang) jangka pendek tepat pada waktunya, termasuk melunasi bagian utang jangka panjang yang jatuh tempo pada tahun bersangkutan”.
Menurut Munawir (2007:31) mengemukakan definisi likuiditas sebagai berikut : “ likuiditas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih”.
Suatu perusahaan dapat dikatakan likuid apabila perusahaan tersebut mampu melunasi kewajiban finansial jangka pendek maupun kewajiban jangka panjangnya yang jatuh tempo pada tahun bersangkutan. Sebaliknya, jika suatu perusahaan tidak mampu melunasi kewajiban finansialnya tersebut digolongkan kedalam perusahaan yang likuid. Berdasarkan beberapa pendapat mengenai likuiditas maka penulis menyimpulkan bahwa likuiditas merupakan suatu kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban finansial jangka pendek maupun jangka panjang yang jatuh tempo pada tahun bersangkutan yang harus segera dipenuhi.
2.      Rasio likuiditas
Menurut Menurut Harahap (2010 : 301) ” Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya, rasiorasio ini dapat dihitung melalui sumber tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar.” Rasio-rasio yang dapat digunakan untuk mengukur likuiditas perusahaan yaitu rasio lancar (Current Ratio), Rasio Cepat (Acid Test Ratio) dan Rasio Kas (Cash Ratio).
a.      Rasio lancar (Current Ratio)
Current Ratio merupakan rasio yang digunakan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh aktiva lancar perusahaan digunakan untuk melunasi utang (kewajiban) lancar yang akan jatuh tempo atau yang akan segera dibayar.
Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajibankewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan utang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya.
Apabila rasio lancar 2:1 atau 200% berarti 2 aktiva lancar mampu menutupi 1 hutang lancar. Artinya, dengan hasil rasio seperti itu, perusahaan sudah merasa berada dititik aman dalam jangka pendek.
b.      Rasio Cepat (Acid Test Ratio)
Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi utang lancar. Semakin besar rasio ini semakin baik. Rasio ini disebut juga Acid Test Ratio.
c.       Cash Ratio atas Aktiva Lancar
Cash ratio adalah kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan dan efek yang segera dituangkan, dimana telah diketahui bahwa kas merupakan elemen harta lancar yang paling tinggi baik likuiditasnya karena semakin banyak uang kas yang tersedia dalam perusahaan semakin baik sebab keperluan jangka pendek dapat pula berguna untuk menjaga pada keperluan yang mendesak. Untuk menghitung cash ratio dapat menggunakan rumus, sebagai berikut :
Rasio ini menunjukkan porsi jumlah kas dibandingkan dengan total aktiva lancar.

C.    Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis
1.      Kerangka Pemikiran
Informasi arus kas akan sangat berguna untuk menentukan kebijakan-kebijakan perusahaan dalam enjalankankegiatan operasional sedangkan informasi arus kas bagi pihak lain adalah sebagai alternatif analisa dalam pengalokasian modal kerja.
                                      

2.      Hipotesis
Hipotesis merupakan   jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono 2005:14). Oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam kalimat. Bedasarkan permasalahan dan kerangka pemikiran di atas, penulis mengemukakan hipotesis:
“Diduga bahwa ada pengaruh arus kas terhadap tingkat likuiditas pada PT.Pertani (Persero) Makassar.”



 
III. METODE PENELITIAN
A.    Desain Penelitian
Desain penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal.
Menurut sugiyono (2005:14) “penelitian assosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungn antara dua variable atau lebih”. Dengan penelitian ini, maka dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan, dan mengontrol suatu gejala.
B.     Populasi dan Sample Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek-objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2005: 74). Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah Laporan keuangan tahunan yang telah diaudit pada laporan tahunan perusahaan yaitu PT. Pertani (Persero) Makassar, selama lima tahun. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling jenuh atau sensus, yaitu teknik penentuan sampel apabila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2005 : 74). Teknik ini sering dilakukan jika jumlah populasi relatif kecil. Kriteria dalam penentuan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Sampel telah mempublikasikan laporan keuangan triwulan pada periode 2007-2011.
2.      Laporan keuangan disajikan dalam satuan rupiah dan telah diaudit.
C.    Jenis Data
Penelitian yang dilakukan adalah berupa penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang menggunakan data yang berbentuk angka atau data kuantitatif yang diangkakan (sugiyono, 2005 : 74). Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan skunder.
1.      Data Primer, merupakan data yang diperoleh dari sumber asli yang masih memerlukan pengolahan lebih lanjut dan dikembangkan dengan pemahaman sendiri oleh penulis. Dalam hal ini, data primer yang digunakan penulis berupa data hasil wawancara dengan pihak perusahaan yang berwenang.
2.      Data Skunder, merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara. Dalam dokumen resmi perusahaan seperti Laporan Keuangan triwulan perusahaan, sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi PT Pertani (Persero) Makassar, dan dari buku-buku serta literatur ilmiah lainnya yang berkaitan dengan topik bahasan dalam penelitian.
D.    Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1.      Teknik wawancara, yaitu melakukan wawancara langsung dengan bagian keuangan dan bagian akuntansi.
2.      Studi Dokumentasi, yaitu mengumpulkan Informasi Laporan Keuangan triwulan Induk Perusahaan PT Pertani (Persero) Makassar dari tahun 2007 sampai dengan 2011 serta data-data yang relevan dengan penelitian baik dari pihak perusahaan maupun berasal dari buku-buku literatur dan internet.
Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagi berikut :
1.      Mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini,
2.      Menghitung nilai arus kas dari masing-masing aktivitas, nilai current ratio.
3.      Menganalisis data serta melakukan pengujian hipotesis dan statistik,
4.      Menarik kesimpulan berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh.
E.     Metode Analisis Data
Analisa data ini dilakukan dengan menggunakan metode analisa kuantitatif yaitu mengumpulkan, mengolah, dan menginterprestasikan data yang diperoleh sehingga memberi keterangan yang benar dan lengkap untuk pemecahan masalah yang dihadapi.