Minggu, 24 November 2013

Analisis Arus Kas Terhadap Likuiditas Perusahaan Pada PT Pertani (Persero) Makassar



I. PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang

Dalam rangka pengambilan keputusan, pengelola perusahaan memerlukan informasi khususnya informasi mengenai apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Informasi yang cepat dan berkesinambungan berupa informasi akuntansi dalam bentuk laporan keuangan dapat membantu perusahaan untuk mengetahui keadaan dan kinerja ekonomi suatu perusahaan. Dalam pengertian yang sederhana, laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan  pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu (Kasmir, 2008:7). Laporan  keuangan yang dibuat oleh perusahaan biasanya terdiri atas neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas dan catatan atas laporan  keuangan, dan laporan keuangan  ada untuk membantu investor dan kreditur dalam membuat keputusan yang berkaitan dengan perusahaan. Laporan laba rugi contohnya, suatu perusahaan dapat saja memberikan gambaran bahwa perusahaan tersebut mendapatkan laba yang tinggi. Namun laporan arus kas biasa saja memperlihatkan bahwa perusahaan sebenarnya kekurangan uang kas. Menurut Skousen dkk (2009 : 284), laporan arus kas menjelaskan perubahan pada kas atau setara kas (cash equivalent) dalam periode tertentu. Setara kas adalah investasi jangka pendek yang amat likuid yang bisa segera ditukar dengan kas. Dalam laporan arus kas, penerimaan dan pengeluaran kas diklasifikasikan menurut tiga kategori utama yaitu : aktivitas operasi, aktivitas investasi, aktivitas pendanaan.
Aktivitas operasi menimbulkan pendapatan dan beban dari operasi utama suatu perusahaan. Arus masuk kas terbesar dari operasi berasal dari pengumpulan kas pelanggan. Arus keluar kas operasi meliputi pembayaran terhadap pemasok dan karyawan, serta pembayaran bunga dan pajak. Arus kas operasi dicatat pada bagian awal laporan arus kas, karena arus kas operasi merupakan sumber kas terbesar dan sangat penting untuk sebagian besar perusahaan. kegagalan operasi perusahaan untuk menghasilkan arus kas masuk yang besar untuk suatu periode yang panjang dapat merupakan tanda adanya kesulitan pada perusahaan.
Aktivitas investasi meningkatkan dan menurunkan aktiva jangka panjang yang digunakan perusahaan untuk melakukan kegiatannya. Pada laporan arus kas kegiatan investasi mencakup lebih dari sekedar pembelian dan penjualan aktiva yang digolongkan sebagai investasi di neraca. Pemberian pinjaman juga merupakan suatu kegiatan investasi karena pinjaman menciptakan piutang kepada peminjam. Pelunasan pinjaman tersebut juga dilaporkan sebagai kegiatan investasi pada laporan arus kas. Kegiatan investasi juga merupakan perolehan dan penjualan aktiva yang digunakan dalam operasi. Karena itu, penjualan aktiva tetap dan penjualan investasi merupakan arus kas masuk dari kegiatan investasi.
Aktivitas pendanaan meliputi kegiatan untuk memperoleh kas dari investor dan kreditor yang diperlukan untuk menjalankan dan melanjutkan kegiatan perusahaan. Kegiatan pendanaan mencakup pengeluaran saham, peminjaman uang dengan mengeluarkan wessel bayar dan pinjaman obligasi, penjualan saham perbendaharaan, dan pembayaran terhadap pemegang saham seperti deviden dan pembelian saham perbendaharaan. Asumsi bahwa ketersediaan kas yang tinggi dari aktivitas pendanaan akan mempengaruhi jumlah aktiva lancer berupa kas sehingga memungkinkan perusahaan untuk memiliki tingkat likuiditas yang tinggi untuk membayar kewajiban jangka pendeknya.
Secara sederhana likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, yaitu kas atau yang muda dicairkan ke kas dalam jangka pendek, untuk memenuhi kewajiban yang harus segera dipenuhi oleh perusahaan. Likuiditas merupakan kunci utama dalam upaya mempertahankan suatu usaha agar dapat bertahan. Likuiditas juga berarti perusahaan mempunyai cukup dana ditangan untuk membayar tagihan pada saat jatuh tempo dan berjaga-jaga terhadap kebutuhan kas yang tidak terduga. Masalah likuiditas penting dalam menjaga kelancaran operasional perusahaan serta dalam kebutuhan jangka pendek dan darurat serta fungsi pertumbuhan (investasi) untuk mengembangkan asset yang dimiliki sesuai dengan harapan yang diinginkan perusahaan.
PT Pertani (Persero) Makassar merupakan salah satu Perusahaan Persero di Indonesia yang memiliki total arus kas yang positif dan terus meningkat dari satu periode ke periode berikutnya. Hal ini dapat kita lihat pada perbandingan laporan arus kas pada masing-masing aktivitas dan likuiditas (rasio lancar) pada tahun 2007- 2011 :


Tabel 1.1
Ket
2007
2008
2009
2010
2011
Aktivitas
Operasi
86.181.655.968
595.170.176.151
719.357.942.432.
728.167.799.465
1.240.624.301.835
Aktivitas
Investasi
(382.340.680.268)
(339.490.790.378)
(742.100.729.928)
(940.288.140.251)
(1.020.614.193.105)
Aktivitas
Pendanaan
344.540.971.520
351.997.962.28
(269.232.536.026)
579.646.178.600
(136.406.233.485)
Kenaikan 
Penurunan
Arus Kas
48.381.947.220
607.677.398.047
(291.975.323.522)
367.525.837.814
78.432.612.579
Rasio Lancar
71,9%
129,4%
116,8%
138,35%
120,8%
Sumber : diolah oleh penulis
Dari laporan diatas dapat kita ketahui bahwa kas bersih dari aktivitas operasi cendrung mengalami kenaikan dari tahun 2007-2011. Sebagai bahan pengamatan kenaikan dapat dilihat dari arus kas aktivitas tahun 2009 ke 2010. Dimana pada tahun tersebut, 2009 membukukan kas bersih sebesar Rp719.357.942.432 dan pada tahun 2010 membukukan kas bersih sebesar Rp728.167.799.465. Hal ini tampak jelas terjadi kenaikan kas bersih sebesar 1,22% yang disebabkan oleh adanya kenaikan arus kas masuk yaitu berupa kas yang diterima dari pelanggan, bunga, dan pendapatan lain-lain. Semua ini sejalan dengan kenaikan likuiditas (rasio lancar) perusahaan, dimana pada tahun 2009 rasio lancarnya sebesar 116,8% pada tahun 2010 naik menjadi 138,3%. Ini artinya, semakin besar nilai arus kas dari aktivitas operasi yang dimiliki oleh perusahaan maka semakin besar pula kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya.
Untuk arus kas aktivitas investasi, kas bersihnya juga cendrung mengalami kenaikan. Kenaikan aktivitas investasi tersebut terjadi karna  PT Pertani Makassar menggunakan kasnya untuk memperluas dan menambah aktiva jangka panjangnya. Sebagai bahan pengamatan, kenaikan dapat dilihat dari arus kas aktivitas tahun 2009 ke 2010. Dimana kenaikan yang terjadi untuk tahun 2009 ke 2010 sebesar 26,70%. Kenaikan arus kas investasi ini diharapkan dalam jangka waktu tertentu akan menghasilkan  pendapatan dan arus kas dimasa mendatang.
Dari arus kas aktivitas pendanaan, angka negatif dan positif terlihat pada kas bersih  dari  aktivitas pendanaan. Perusahaan yang sehat angka dari aktivitas pendanaan bisa saja negatif atau positif. Sebagai bahan pengamatan kita dapat melihat arus kas aktivitas pendanaan pada tahun 2009 dan 2010. Dapat kita lihat bahwa kas bersih dari aktivitas pendanaan ditahun 2009 sebesar Rp.-269.232.536.026 dan mengalami kenaikan di tahun 2010 sebesar 115,2% dengan nilai Rp.579.646.178.600. dan sejalan dengan itu likuiditas juga mengalami kenaikan, ditahun 2009 sebesar 116,8%  naik menjadi 138,3% ditahun 2010. Nilai yang defisit pada tahun 2009, tidak menurunkan tingkat likuiditas (rasio lancar) perusahaan dikarenakan kas nya masih tinggi dan dana dari aktivitas lain yaitu aktivitas operasi dan aktivitas investasi surflus. Sehingga likuiditas (rasio lancar) pada perusahaan PT Pertani Makassar masih dikatakan likuid. Walaupun demikian penulis akan melanjutkan penelitian ini, dan dari penelitian ini penulis akan mengetahui apakah setiap aktivitas mempunyai pengaruh atau tidaknya terhadap likuiditas.
Berdasarkan latar belakang di atas mendorong penulis untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Arus Kas Terhadap Likuiditas Perusahaan Pada PT Pertani (Persero) Makassar”.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dan penjelasan diatas, permasalahan yang penulis perlu diteliti adalah “Apakah arus kas mempunyai pengaruh signifikan terhadap tingkat likuiditas pada PT Pertani (Persero) Makassar “.
C.    Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1.      Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh arus kas terhadap Likuiditas pada PT.Pertani (Persero) Makassar.
2.      Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:
a.       Pihak penulis, sebagai tambahan wawasan dan pengetahuan serta pengalaman penulis mengenai pengaruh arus kas terhadap likuiditas.
b.      Pihak perusahaan, sebagai masukan kepada pihak manajemen perusahaan yang dapat digunankan dalam meningkatkan kinerja perusahaan dalam hal ini laporan arus kas.
c.      

 
Pihak peneliti selanjutnya, sebagai bahan referensi dan gambaran dalam melakukan penelitian khususnya yang berhubungan dengan laporan arus kas dan likuiditas.




II TINJAUAN PUSTAKA
A.    Arus Kas
1.      Pengertian Kas
Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu membutuhkan kas. Kas diperlukan untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari maupun mengadakan investasi baru dalam aktiva tetap karena itu kas sangat penting dalam kelangsungan aktivitas perusahaan, sehingga memerlukan perhatian khusus, karena pengelolaan kas yang kurang efektif dapat menyebabkan kelebihan dalam kas. Manajemen harus mendayagunakan kas, khususnya kas atau uang yang sementara menganggur dan tidak digunakan untuk melaksanakan kegiatan normalnya, hal ini diperlukan untuk menghindari resiko rugi.
Menurut Harahap (2010 : 258) pengertian kas adalah sebagai berikut:
Kas adalah uang dan surat berharga lainnya yang dapat diuangkan setiap saat serta surat berharga lainnya yang sangat lancar yang memenuhi syarat sebagai berikut :
1)      Setiap saat dapat ditukar menjadi kas
2)      Tanggal jatuh temponya sangat dekat
3)      Kecil resiko perubahan nilai yang disebabkan perubahan tingkat harga.
Kas sangat berperan dalam menentukan kelancaran kegiatan perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa suatu perusahaan harus memiliki anggaran kas untuk menjaga posisi likuiditas dan untuk mengetahui defisit dan surplus kas.
Perusahaan yang memiliki kelebihan kas dapat dibelikan surat-surat berharga (efek atau marketable securities atau temporary investment) yaitu obligasi, saham biasa, dan saham preferen. Pembelian efek dilakukan untuk menjaga likuiditas karena hakikatnya efek tersebut ialah uang tunai, artinya mudah dijual di pasar bursa dan untuk tujuan investasi sementara untuk memperoleh keuntungan atas dasar pembedaan harga jual dan harga beli.
2.      Laporan Arus Kas
Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas serta keputusan perolehannya. Perusahaan harus menyusun laporan arus kas dan harus menyajikan laporan tersebut sebagai bagian yang tidak terpisahkan dilaporan keuangan untuk periode penyajian laporan keuangan. Agar menghasilkan keuntungan tambahan, perusahaan harus mempunyai kas untuk ditanamkan kembali. Keuntungan yang dilaporkan dalam buku belum pasti dalam bentuk kas. Sehingga dengan demikian perusahaan dapat mempunyai jumlah kas yang lebih besar atau lebih kecil daripada jumlah keuntungan yang dilaporkan dalam buku.
Menurut Skousen dkk (2009 : 284) Laporan arus kas itu sendiri didefinisikan sebagai berikut:
 “Laporan arus kas (statement of cash flow) adalah laporan keuangan yang melaporkan jumlah kas yang diterima dan dibayar oleh suatu perusahaan selama periode tertentu”.
Menurut Harahap (2010 : 257), mengemukakan bahwa :
”Laporan arus kas memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan pada suatu periode tertentu, dengan mengklasifikasikan transaksi pada kegiatan : operasi, pembiayaan dan investasi”.
Berdasarkan kedua pengertian di atas, dapat dikemukakan bahwa laporan arus kas merupakan laporan yang menginformasikan arus kas masuk dan arus kas keluar yang dihasilkan dari aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan atau pembiayaan.
3.      Kegunaan Arus Kas
Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pengguna mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari laporan arus kas masa depan dari berbagai perusahaan. informasi tersebut meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama.
Menurut PSAK No.2 paragraf 04 (IAI:2009), Laporan arus kas disusun dengan tujuan untuk memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna untuk mengevaluasi perubahan dalam asset bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang.
Adapun kegunaan arus kas menurut Harahap (2010 : 257), yaitu dapat mengetahui:
a.       Kemampuan perusahaan meng”generate” kas, merencanakan, mengontrol arus kas masuk dan arus kas keluar perusahaan pada masa lau;
b.      Kemungkinan keadaan arus kas masuk dan keluar, arus kas bersih perusahaan, termasuk kemampuan membayar dividen di masa yang akan datang;
c.       Informasi bagi investor dan kreditor untuk memproyeksikan return dari sumber kekayaan perusahaan;
d.      Kemampuan perusahaan untuk memasukan kas ke perusahaan dimasa yang akan datang;
e.       Alas an perbedaan antara laba bersih dibandingkan dengan penerimaan dan pengeluaran kas;
f.       Pengaruh investasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi lainnya terhadap posisi keuangan perusahaan selama satu periode tertentu.


4.      Klasifikasi Laporan Arus Kas
a.      Aktivitas operasi
Dalam PSAK No. 2 paragraf 13 (IAI : 2009) dinyatakan bahwa jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Informasi mengenai unsur tertentu arus kas historis bersama dengan informasi lain, berguna dalam memprediksi arus kas operasi masa depan.
Aktivias operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal revenue-producing activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan (Syakur, 2009 : 40). Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan entitas.
Pada umumnya arus kas tersebut berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penentapan laba atau rugi bersih. Beberapa contoh arus kas dari aktivitas operasi menurut PSAK No. 2 paragraf 14 (IAI: 2009) adalah:
1)      Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa.
2)      Penerimaan kas dari royalty, fees, komisi, dan pendapatan lain.
3)      Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa.
4)      Pembayaran kas kepada karyawan.
5)      Penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan klaim, anuitas, dan manfaat asuransi lainnya.
6)      Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika dapat diidentifikasi secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi.
7)      Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan.
b.      Aktivitas investasi
Arus kas dari aktivitas investasi mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang diperoleh perusahaan yang ditujukan untuk  menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan.
Aktivitas investasi meningkatkan dan menurunkan aktiva jangka panjang yang digunakan perusahaan untuk melakukan kegiatannya. Pembelian atau penjualan aktiva tetap seperti tanah, gedung, atau peralatan merupakan kegiatan investasi, atau dapat pula berupa pembelian atau penjualan investasi dalam saham atau obligasi dari perusahaan lain.
Pada laporan arus kas kegiatan investasi mencakup lebih dari sekedar pembelian dan penjualan aktiva yang digolongkan sebagai investasi di neraca. Pemberian pinjaman juga merupakan suatu kegiatan investasi karena pinjaman menciptakan piutang kepada peminjam. Pelunasan pinjaman tersebut juga dilaporkan sebagai kegiatan investasi pada laporan arus kas.
Aktivitas investasi yang utama adalah pembelian dan penjualan tanah, bangunan peralatan, dan aktiva lainnya yang tidak dibeli untuk dijual kembali.
Aktivitas investasi juga termasuk pembelian dan penjualan instrument keuangan yang tidak ditujukan untuk diperdagangkan, seperti halnya memberi dan menagih pinjaman. Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas (Syakur,2009:40).
Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan.
Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi menurut PSAK No. 2 paragraf 16 (IAI: 2009) adalah:
1)      Pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap, aktiva tak berwujud, dan aktiva jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aktiva tetap yang dibangun sendiri;
2)      Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan, aktiva tak berwujud, dan aktiva jangka panjang lain;
3)      Perolehan saham atau instrument keuangan perusahaan lain;
4)      Pang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta pelunasannya (kecuali yang dilakukan oleh lembaga keungan);
5)      Pembayaran kas sehubungan dengan future contracts, forward contras, option contracts, dan swap contracts kecuali apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.
c.       Aktivitas pendanaan
Termasuk dalam aktivitas pendanaan adalah transaksi dan kejadian dimana kas diperoleh dari dan dibayarkan kembeli kepada para pemilik dan kreditor. Contohnya kas yang dihasilkan dari penerbitan saham dan obligasi akan diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.
Menurut (Syakur, 2009: 4) Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan. Pengungkapan arus kas yang timbul dari transaksi ini berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan.
Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan menurut PSAK No. 2 paragraf 17 (IAI: 2009) adalah:
1)      Penerimaan kas dari emisi saham atau instrument modal lainnya.
2)      Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham perusahaan.
3)      Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman lainnya.
4)      Pelunasan pinjaman.
5)      Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lessee) untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan (finance lease)
5.      Metode Penyusunan Laporan Arus Kas
Menurut Skousen dkk (2009:289) dua metode yang dapat digunakan untuk menghitung dan melaporkan jumlah arus kas bersih dari aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan yaitu :
a)      Metode langsung
Pada dasarnya adalah pemeriksaan kembali setiap pos (atau akun) laporan laba rugi dengan tujuan melaporkan seberapa banyak kas yang diterima atau dikeluarkan sehubungan dengan pos tersebut, dan cara terbaik untuk melakukan metode langsung adalah mengurutkan secara sistematis daftar pos-pos dilaporan laba rugi dan menghitung berapa banyak kas yang terkait dengan setiap pos.
b)      Metode tidak langsung
Dengan metode tidak langsung, laporan arus kas dimulai dengan laba bersih, yang memasukkan pengaruh bersih dari seluruh laporan laba rugi, dan kemudian melaporkan penyesuaian yang diperlukan untuk mengubah seluruh akun laporan laba rugi menjadi angka-angka arus Kas. Hanya penyesuaian saja yang dilaporkan. Seperti halnya dengan metode langsung, cara terbaik untuk menampilkan metode tidak langsung adalah dengan melihat laporan laba rugi akun demi akunnya.
Perbedaan antara kedua metode terletak pada penyajian arus kas berasal dari kegiatan operasi. Dengan metode langsung, arus kas dari kegiatan operasional dirinci menjadi arus kas masuk dan arus kas keluar. Arus kas masuk dan keluar dirinci lebih lanjut dalam beberapa jenis penerimaan atau pengeluaran kas.
Sementara itu dengan metode tidak langsung, arus kas dari opersional ditentukan dengan cara mengoreksi laba bersih yang dilaporkan di laporan laba rugi dengan beberapa hal seperti biaya penyusutan, kenaikan harta lancar dan hutang lancar serta laba/rugi karena pelepasan investasi. Arus kas yang berasal dari kegiatan operasional dirinci menjadi penerimaan dari berbagai sumber yang merupakan kegiatan operasional dan pengeluaran kas untuk berbagai kegiatan operasional.
Arus kas dari kegiatan investasi dan keuangan juga dirinci menurut jenis-jenis kegiatan yang mengakibatkan timbulnya penerimaan dan pengeluara kas.
Perbedaan antara metode langsung dengan metode tidak langsung terletak pada penyajian arus kas berasal dari kegiatan operasi, sementara itu baik aliran kas dari kegiatan investasi dan keuangan adalah sama penyajiannya.

B.     Likuiditas
1.      Pengertian Likuiditas
Likuiditas merupakan salah satu aspek keuangan yang penting untuk dianalisis. Hal tersebut dikarenakan likuiditas merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan suatu perusahaan yang dilihat dari seberapa besar kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancarnya.
Mardiyanto (2009;54) ialah : “Likuiditas mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban (utang) jangka pendek tepat pada waktunya, termasuk melunasi bagian utang jangka panjang yang jatuh tempo pada tahun bersangkutan”.
Menurut Munawir (2007:31) mengemukakan definisi likuiditas sebagai berikut : “ likuiditas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih”.
Suatu perusahaan dapat dikatakan likuid apabila perusahaan tersebut mampu melunasi kewajiban finansial jangka pendek maupun kewajiban jangka panjangnya yang jatuh tempo pada tahun bersangkutan. Sebaliknya, jika suatu perusahaan tidak mampu melunasi kewajiban finansialnya tersebut digolongkan kedalam perusahaan yang likuid. Berdasarkan beberapa pendapat mengenai likuiditas maka penulis menyimpulkan bahwa likuiditas merupakan suatu kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban finansial jangka pendek maupun jangka panjang yang jatuh tempo pada tahun bersangkutan yang harus segera dipenuhi.
2.      Rasio likuiditas
Menurut Menurut Harahap (2010 : 301) ” Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya, rasiorasio ini dapat dihitung melalui sumber tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar.” Rasio-rasio yang dapat digunakan untuk mengukur likuiditas perusahaan yaitu rasio lancar (Current Ratio), Rasio Cepat (Acid Test Ratio) dan Rasio Kas (Cash Ratio).
a.      Rasio lancar (Current Ratio)
Current Ratio merupakan rasio yang digunakan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh aktiva lancar perusahaan digunakan untuk melunasi utang (kewajiban) lancar yang akan jatuh tempo atau yang akan segera dibayar.
Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajibankewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan utang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya.
Apabila rasio lancar 2:1 atau 200% berarti 2 aktiva lancar mampu menutupi 1 hutang lancar. Artinya, dengan hasil rasio seperti itu, perusahaan sudah merasa berada dititik aman dalam jangka pendek.
b.      Rasio Cepat (Acid Test Ratio)
Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi utang lancar. Semakin besar rasio ini semakin baik. Rasio ini disebut juga Acid Test Ratio.
c.       Cash Ratio atas Aktiva Lancar
Cash ratio adalah kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan dan efek yang segera dituangkan, dimana telah diketahui bahwa kas merupakan elemen harta lancar yang paling tinggi baik likuiditasnya karena semakin banyak uang kas yang tersedia dalam perusahaan semakin baik sebab keperluan jangka pendek dapat pula berguna untuk menjaga pada keperluan yang mendesak. Untuk menghitung cash ratio dapat menggunakan rumus, sebagai berikut :
Rasio ini menunjukkan porsi jumlah kas dibandingkan dengan total aktiva lancar.

C.    Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis
1.      Kerangka Pemikiran
Informasi arus kas akan sangat berguna untuk menentukan kebijakan-kebijakan perusahaan dalam enjalankankegiatan operasional sedangkan informasi arus kas bagi pihak lain adalah sebagai alternatif analisa dalam pengalokasian modal kerja.
                                      

2.      Hipotesis
Hipotesis merupakan   jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono 2005:14). Oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam kalimat. Bedasarkan permasalahan dan kerangka pemikiran di atas, penulis mengemukakan hipotesis:
“Diduga bahwa ada pengaruh arus kas terhadap tingkat likuiditas pada PT.Pertani (Persero) Makassar.”



 
III. METODE PENELITIAN
A.    Desain Penelitian
Desain penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal.
Menurut sugiyono (2005:14) “penelitian assosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungn antara dua variable atau lebih”. Dengan penelitian ini, maka dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan, dan mengontrol suatu gejala.
B.     Populasi dan Sample Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek-objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2005: 74). Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah Laporan keuangan tahunan yang telah diaudit pada laporan tahunan perusahaan yaitu PT. Pertani (Persero) Makassar, selama lima tahun. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling jenuh atau sensus, yaitu teknik penentuan sampel apabila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2005 : 74). Teknik ini sering dilakukan jika jumlah populasi relatif kecil. Kriteria dalam penentuan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Sampel telah mempublikasikan laporan keuangan triwulan pada periode 2007-2011.
2.      Laporan keuangan disajikan dalam satuan rupiah dan telah diaudit.
C.    Jenis Data
Penelitian yang dilakukan adalah berupa penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang menggunakan data yang berbentuk angka atau data kuantitatif yang diangkakan (sugiyono, 2005 : 74). Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan skunder.
1.      Data Primer, merupakan data yang diperoleh dari sumber asli yang masih memerlukan pengolahan lebih lanjut dan dikembangkan dengan pemahaman sendiri oleh penulis. Dalam hal ini, data primer yang digunakan penulis berupa data hasil wawancara dengan pihak perusahaan yang berwenang.
2.      Data Skunder, merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara. Dalam dokumen resmi perusahaan seperti Laporan Keuangan triwulan perusahaan, sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi PT Pertani (Persero) Makassar, dan dari buku-buku serta literatur ilmiah lainnya yang berkaitan dengan topik bahasan dalam penelitian.
D.    Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1.      Teknik wawancara, yaitu melakukan wawancara langsung dengan bagian keuangan dan bagian akuntansi.
2.      Studi Dokumentasi, yaitu mengumpulkan Informasi Laporan Keuangan triwulan Induk Perusahaan PT Pertani (Persero) Makassar dari tahun 2007 sampai dengan 2011 serta data-data yang relevan dengan penelitian baik dari pihak perusahaan maupun berasal dari buku-buku literatur dan internet.
Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagi berikut :
1.      Mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini,
2.      Menghitung nilai arus kas dari masing-masing aktivitas, nilai current ratio.
3.      Menganalisis data serta melakukan pengujian hipotesis dan statistik,
4.      Menarik kesimpulan berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh.
E.     Metode Analisis Data
Analisa data ini dilakukan dengan menggunakan metode analisa kuantitatif yaitu mengumpulkan, mengolah, dan menginterprestasikan data yang diperoleh sehingga memberi keterangan yang benar dan lengkap untuk pemecahan masalah yang dihadapi. 

1 komentar:

  1. bermanfaat namun sayang kurang lengkap, bagian penutup tidak ada.

    BalasHapus